JEMBER – Sudah siapkan si kecil masuk sekolah? Itulah yang sering menjadi pertanyaan orang tua saat anak pertama kali akan dimasukan ke sekolah. Kesiapan ini dapat diketahui salah satunya melalui Tes Kesiapan Masuk Sekolah. Demikian disampaikan Psikolog dari Klinik Psikologi Bina Sehat, Nurul Rachmi K., M.Psi, Psikolog.
“Tren usia anak saat ini untuk masuk sekolah, entah itu TK atau SD banyak yang semakin muda karena berbagai dampak perkembangan sosial budaya terkini,” ujarnya. Selain itu, kata dia, cara pembelajaran daring selama puncak pandemi tahun 2020-2021 membuat anak usia dini yang harusnya masuk SD di tahun ini cenderung mendapatkan stimulasi yang kurang maksimal selama masih di TK. “Ini karena kebanyakan penugasan anak tidak diselesaikan secara mandiri,’ tegasnya.
Nurul menjelaskan, tes kesiapan masuk sekolah merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh orang tua untuk mengetahui capaian aspek-aspek perkembangan dan kesiapan anak sebelum masuk jenjang PAUD/TK atau pendidikan dasar.
“Tes kesiapan masuk sekolah merupakan solusi yang tepat untuk membantu orang tua dan anak agar lebih mengetahui potensi yang dimiliki putra putrinya, termasuk kelebihan dan kekurangannya,” terangnya.
Nurul menjelaskan, kesiapan anak masuk sekolah berkaitan dengan keterampilan yang dimiliki anak untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara akademik. Antara lain kemampuan kognitif, kemampuan bahasa, perkembangan kemampuan motorik halus dan motorik kasar, perkembangan sosial-emosi dan kemandiriannya. Kesemuanya itu termasuk dalam aspek-aspek perkembangan anak.
“Aspek kognitif perlu diketahui untuk melihat potensi kecerdasan anak, kemampuan anak dalam memahami instruksi, mengetahui daya ingat dan konsentrasinya, serta daya nalar anak saat menghadapi permasalahan,” jelasnya.
Kemampuan motorik halus, lanjut dia, akan mempengaruhi ketrampilan seorang anak dalam memegang pensil, menulis, mewarnai dan juga menggunting. “Adapun kemampuan motorik kasar anak dapat kita perhatikan dari beberapa hal misalnya ketrampilan dia dari mulai tengkurap, merangkak, belajar berjalan, memanjat, berlari, atau bahkan melompat,” tegsnya.
Lain halnya dengan aspek sosial-emosional, ketrampilan anak akan ditentukan dari kemampuannya berinteraksi dengan orang lain, bermain dengan teman sebayanya, berperilaku sesuai norma yang ada di lingkungannya, dan tidak lagi bergantung terus menerus dengan orang tuanya.
“Proses asesmen yang dilakukan pada anak terkait aspek-aspek kesiapan masuk sekolah juga dapat membantu orang tua dan guru untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan belajar tertentu yang dialami oleh anak,” ujanrya. Contohnya, anak dengan kapasitas intelektual yang rendah, anak dengan gangguan hiperaktivitas dan pemesanan perhatian. “Apabila kondisi tersebut diketahui lebih dini maka akan membantu orang tua untuk mencari sekolah yang tepat, memberikan informasi kepada sekolah untuk menempatkan guru pendamping khusus dan pembelajaran yang tepat sesuai kondisi anak,” ujar Nurul.
Nurul menambahkan, tes kesiapan masuk sekolah tersebut berlangsung sekitar 60 hingga 90 menit, dimana anak berinteraksi langsung dengan Psikolog tanpa didampingi orangtuanya. Sikap dan perilaku anak selama tes akan diobservasi acara menyeluruh baik dalam kemampuan memahami dan merespon instruksi, kelancaran berkomunikasi, dan pembawaan dirinya dalam sebuah situasi baru.
Setelah laporan hasil pemeriksaan psikologis dikeluarkan, orang tua akan mendapatkan feedback dan informasi penting mengenai kondisi anak melalui sesi konsultasi langsung dengan psikolog.
“Sesi ini akan bermanfaat bagi orang tua sebagai bekal dalam melakukan stimulasi lanjutan di rumah ataupun mengambil langkah strategis lainnya misal jika anak butuh medikasi dari Psikiater,” imbuh Nurul.
Jika ingin melakukan tes kesiapan masuk sekolah tersebut dapat menghubungi Klinik Psikologi Bina Sehat di nomor telepon (0331) 422701 ext. 335 atau datang langsung ke Lantai 3 RS Bina Sehat Jember Jl. Jayanegara 7 Kaliwates Jember. (sht)
