JEMBER – Penyakit jantung tidak hanya diderita orang dewasa, juga bisa dialami anak-anak. Ini disampaikan dr. M. Ali Shodikin, M.Kes., Sp.A, dokter spesialis Rumah Sakit Bina Sehat Jember.
Dijelaskan penyakit jantung pada anak terdiri dari penyakit jantung bawaan (PJB) dan penyakit jantung didapat. Penyakit jantung bawaan yaitu kelainan struktur dan fungsi jantung yang ditemukan sejak bayi dilahirkan.
“Sedangkan penyakit jantung didapat yaitu anak yang awalnya terlahir dengan jatung yang normal dan sehat, tapi kemudian dalam perjalanan hidupnya mengalami sesuatu sehingga memiliki penyakit jantung,” jelas Dokter Spesialis Anak yang praktek di RS Bina Sehat Jember tiap hari Senin dan Kamis pukul 15.15-17.00 WIB ini.
Dokter Ali menambahkan, gejala penyakit jantung bawaan (PJB) dibagi menjadi sianotik (menunjukkan tanda kebiruan) dan asianotik (tidak menunjukkan tanda kebiruan). Pada anak yang sianotik, kata dia, biasanya saat menangis tanda kebiruan akan muncul pada bibir, lidah, dan kuku. Hal ini terjadi karena adanya percampuran darah bersih dan darah kotor melalui kelainan pada struktur jantung. Pada kondisi ini, jaringan tubuh anak tidak mendapatkan cukup oksigen yang sangat berbahaya sehingga harus ditangani secara cepat.
“Sebaliknya pada PJB asianotik, tidak ada gejala yang muncul sehingga seringkali tidak disadari dan tidak terdiagnosa. Namun gejala yang dapat diamati ialah mudah lelah saat beraktivitas, pucat, detak jantung yang cepat. Serta adanya keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak,” terangnya.
Penyakit PJB sianotik terdiri dari TOF, DORV, TGA dll. TOF (tetralogi of fallot) yaitu 1 penyakit jantung bawaan tapi memiliki 4 kelainan. Antara lain, ada lubang di dinding jantungnya, pembuluh darah ke paru-paru menyempit, pembuluh darah aorta tidak pada tempatnya, dan dinding jantung menebal. DORV (double outlet right ventricle) yaitu dari bilik kanan keluar 2 pembuluh darah.
“TGA (transposition of the great arteries) yaitu tertukarnya letak pembuluh darah utama dimana arteri aorta keluar dari bilik kanan dan aorta pulmoner keluar dari bilik kiri, sehingga mengganggu aliran pembuluh darah di jantung,” tuturnya.
Sedangkan PJB asianotik terdiri dari PDA, VSD, ASD, dll. PDA (patent ductusarteriosus) yaitu adanya kebocoran antara kedua pembuluh darah utama karena pembuluh darah utam tetap terbuka dan tidak menutup segera setelah lahir. VSD (ventricular septal defect) yaitu kebocoran darah antara kedua bilik jantung yang disebabkan adanya lubang pada sekat bilik jantung.
“ASD (atrial septal defect) yaitu kebocoran darah antara kedua serambi jantung karena adanya lubang pada sekat serambi jantung,” katanya.
Ditambahkan, penyakit jantung di dapat dibagi dua. Antara lain, disebabkan karena infeksi dan non infeksi. Infeksi bakteri streptokokus dapat menyebabkan penyakit jantung rematik. Lain halnya dengan pericarditis TB dapat menyebabkan TB pada jantung dimana pada jantung terdapat peradangan selaput tipis yang mengelilingi jantung sehingga bisa menurunkan kemampuan jantung dalam memompa darah.
“Penyakit jantung di dapat non infeksi yang dapat dicontohkan yaitu kardiomiopati (kelainan pada otot jantung) yang menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah karena otot jantung menebal sehingga dapat menyebabkan gagal jantung,” tuturnya.
Dia menambahkan, keluhan dan gejala anak dengan penyakit jantung dapat bervariasi tergantung dari jenis kelainannya dan berat ringannya penyakit. Namun yang paling sering ditemui ialah anak mudah capek saat menyusui, sesak saat bermain atau berlari, berat badan sulit naik, gangguan pertumbuhan, dan bibir serta lidah berwarna biru.
“Tanda-tanda fisik yang dapat diamati pada anak dengan kelainan jantung antara lain bentuk dada asimetris, bising jantung (murmur), kelainan bentuk kuku jari yang mengalami pembengkakan, dan terlihatnya denyutan vena di daerah leher,” imbuhnya.
Terakhir, penyakit jantung pada anak dapat dicegah dengan memerhatikan usia kehamilan yang ideal (20-35 tahun), deteksi dan atasi infeksi toxoplasma, rubela, citomegalo, herpes dan HIV sebelum kehamilan, hindari zat berbahaya selama kehamilan (hindari merokok/minuman alkohol dan tidak minum obat/suplemen/jamu tanpa konsultasi dokter), dan konsumsi multivitamin dengan asam folat. (sht)